diposting oleh yayasan Owa jawa Rabu, 22 Desember 2010 11:47
Pertama kalinya, pasangan owa Jawa (Hilobates moloch) yang di
rehabilitasi di Lokasi The Javan Gibbon Centre, atau Pusat Rehabilitasi
Owa Jawa, yang terletak di Bodogol, Taman Nagional Gunung Gede
Pangrango, Bogor, melahirkan.
Jabang bayi owa yang ditunggu
tersebut lahir dengan selamat hari Rabu, 21 Juli 2010 pukul 4 dini
hari.
Seperti diketahui, owa jawa merupakan satwa langka yang
dilindungi dan mempunyai perilaku berpasangan setia seumur hidup
(monogamy), dan tidak mudah memasangakan owa jawa di habitat bukan
aslinya.
Bayi owa jawa yang baru lahir tersebut berasal dari
pasangan owa jawa yang saat ini masih dalam proses rehabilitasi sebelum
dilepasliarkan ke habitat alaminya. Pasangan owa jawa yang menjadi induk
dari bayi tersebut adalah diberi nama Jowo dan Bombom. Kedua pasangan
ini sebelum berada di JGC, mereka berasal dari Pusat Perawatan Satwa
(PPS) Cikananga yang sebelumnya menjadi peliharaan masyarakat di
Bandung.
Jowo berkelamin jantan diperkiran lahir pada tahun 2002 dan Bombon
berkelamin betina dengan perkiraan lahir pada tahun 1998. Mereka berada
di JGC sejak bulan April 2008. “Pada saat berada di JGC mereka belum
menjadi pasangan, dan di JGC lah mereka dipertemukan melalui proses
penjodohan,” ujar Anton Ario, Program Manager Conservation International
yang juga bertugas mengawasi dan sebagai ahli primata owa Jawa di JGC.
Anton
menjelaskan, kedua pasangan ini dijodohkan di kandang pada bulan Juni
2008, mereka resmi menjadi pasangan setelah diketahui saling memiliki
kecocokan. Sejak itulah mereka menempati kandang pasangan di JGC. Selama
berada dalam kandang pasangan, mereka terus menunjukkan peningkatan
ikatan dalam berhubungan, hal tersebut ditandai dengan terjadinya
kopulasi sehingga menghasilkan pembuahan.
Sejak bulan Januari
2010, diketahu Bombom tidak lagi mengalami menstruasi, dan setelah
dilakukan pemeriksaan oleh dokter hewan JGC, Bombom dinyatakan bunting.
Pengawasan terhadap Bombom terus ditingkatkan oleh staf JGC setelah
mengetahui kebuntingan Bombom.
“Perlu pengawasan mengingat owa
Jawa termasuk satwa yang memiliki sensitifitas tinggi akan gangguan.
Terhitung 7 bulan masa kehamilan, akhirnya terjadi Bombom melahirkan di
pusat rehabilitasi (JGC).” Hal ini tentu menggembirakan, setelah
terjadi dua kali kegagalan kelahiran oleh 2 individu betina lainnya di
JGC yang mengalami keguguran.” Tambah Jatna Supriatna, ahli primata yang
juga sebagai Vice President Conservation International.
JGC
bekerjasama dengan Yayasan Owa Jawa (Javan Gibbon Foundation), Taman
Nasional Gunung Gede Pangrango dan Conservation International serta
Margot Marsh Foundation, menyelenggarakan rehabilitasi dalam upaya
mengembalikan owa Jawa yang di sita dari masyarakat, untuk dikembalikan
ke alam.
Kini, satu keluarga owa Jawa telah terbentuk. Apabila bayi
tersebut telah memasuki usia 1 tahun, kemungkinan besar keluarga baru
tersebut akan dilepasliarkan untuk memulai kehidupan baru di habitat
alami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar