REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG -- Populasi owa jawa, salah satu hewan yang
harus diprioritaskan pelestariannya, di kawasan Taman Nasional Ujung
Kulong (TNUK) Pandeglang, Provinsi Banten, masih banyak.
"Dari
hasil pantauan kita, populasi owa jawa masih banyak, dengan habitat
utamanya di Gunung Honje, yang masih masuk dalam kawasan TNUK," kata
Humas Balai Taman Nasional Ujung Kulon Pandeglang Indra di Pandeglang,
Kamis (7/3).
Owa jawa, kata dia, binatang jenis primata dan
merupakan hewan endemik TNUK yang oleh pemerintah dimasukkan menjadi
salah satu dari 14 hewan yang harus diprioritasnya pelestariannya.
"Pemerintah
menetapkan 14 jenis hewan yang harus diprioritaskan pelestariannya, dan
tiga diantaranya hidup di kawasan TNUK, yakni badak jawa atau badak
bercula satu, banteng dan owa jawa," katanya.
Indra menjelaskan
masih banyaknya populasi owa jawa di TNUK karena ketersediaan pakannya
cukup, juga aman dari gangguan yang mengancam keberadaannya, termasuk
dari tangan jahil manusia.
"Keberadaan owa jawa juga bisa
dijadikan indikasi dari kondisi kawasan. Kalau hewan itu masih banyak
maka kawasan masih aman dari gangguan hutan seperti pembalakan liar, dan
sebaliknya kalau binatang itu sedikit berarti kawasan sudah tidak aman
lagi," katanya.
Saat ini, kata dia, populasi owa jawa di TNUK
masih banyak, berarti bisa disimpulkan kawasan taman nasional yang
merupakan hutan tropis terbesar di Pulau Jawa tersebut masih aman dari
berbagai macam gangguan hutan.
Balai TNUK, kata dia, telah
membentuk tim peduli satwa yang anggotanya dari petugas Balai TNUK dari
masyarakat dengan tugas utama melakukan pengawasan terhadap populasi dan
perilaku satwa di kawasan itu.
"Tim tersebut sudah kita latih
untuk melakukan pengawasan terhadap satwa yang ada di TNUK, terutama
badak jawa, banteng dan owa jawa," ujarnya menjelaskan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar